Skema Sistem Diklat Gerakan Pramuka |
SALAM PRAMUKA
Minggu, 07 April 2013
Skema Sistem Diklat Gerakan Pramuka
Perkembangan Darma Pramuka dari masa ke masa
Perkembangan Darma Pramuka dari masa ke masa |
Sejak
dikeluarkannya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor : 238 tahun 1961,
Dasa Darma Pramuka adalah kode kehormatan yang merupakan janji ketentuan
moral bagi pramuka. Pada UU Pramuka No. 12 tahun 2010 bahwa Darma
Pramuka terdiri atas 10 (sepuluh) ketentuan darma dan
yang kemudian dalam ART Gerakan Pramuka disebut dengan Dasadarma ,
mengalami berbagai penyempurnaan sejak berdirinya Gerakan Pramuka sampai
dengan seperti yang kita gunakan sekarang ini.
Berikut perkembangan atas perubahan dasadarma dari waktu ke waktu sebagai berikut :
I. Pada masa tahun 1961 – 1966.
Dasa Darma sbg lampiraan Keppres 238 Tahun 1961 yang merupakan hasil rumusan Panitia V pada Pembentukan Gerakan Pramuka. Berisikan :
1. Pramuka itu dapat dipercaya
2. Pramuka itu setia
3. Pramuka itu sopan dan perwira
4. Pramuka itu sahabat sesama manusia dan saudara bagi tiap-tiap pramuka
5. Pramuka itu penyayang sesama makhluk
6. Pramuka itu siap menolong dan wajib berjasa
7. Pramuka itu dapat menjalankan perintah tanpa membantah
8. Pramuka itu sabar dan riang gembira dalam segala kesukaran
9. Pramuka itu hemat dan cermat
10. Pramuka itu suci dalam fikiran, perkataan dan perbuatan.
II. Pada masa tahun 1966 – 1974.
Dasa Darma merupakan hasil MUKERANPUDA ( sekarang Munas) tahun 1966, Berisikan,
1. Kami Pramuka Indonesia , bertakwa kepada Than YME
2. Kami Pramuka Indonesia, berjiwa pancasila dan patriot Indonesia yang setia
3. Kami Pramuka Indonesia, giat melaksanakan amanat penderitaan rakyat
4. Kami Pramuka Indonesia, ikhlas berkorban untuk keadilan dan kemulyaan Indonesia
5. Kami Pramuka Indonesia, bergotongrooyong membangun masyarakat Pancasila
6. Kami Pramuka Indonesia, dapat dipercaya dan berbudi luhur
7. Kami Pramuka Indonesia, hemat, cermas dan bersahaja
8. Kami Pramuka Indonesia, pantang putus asa dalam menanggulangi kesukaran
9. Kami Pramuka Indonesia, berjuang dg rasatanggungjawab dan gembira utk dapat berguna
10. Kami Pramuka Indonesia, berwatak kasatriadan bertindak dg disiplin.
III. Pada masa tahun 1974 – 1978
Berdasarkan amanat MPP 1970 dan Munas 1974 (Munas di Bukit Tinggi ) , merekomendasikan perubahan atas teks Dasa Darma.
Selanjutnya pada hasil Lokakarya Nasional di Cibubur pada tanggal 25 – 26 September 1978 menghasilkan perubahan isi teks Dasa Darma. Berisikan,
Dasa Darma
Pramuka Itu :
1. Takwa kepada Tuhan YME
2. Kasih sayang sesama manusia dan cinta alam
3. Patriot yang sopan dan perwira
4. Suka bermusyawarah dan patuh
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, riang dan terampil
7. Hemat, cermat dan bersahaja
8. Disiplin, setia dan berani
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam fikiran, perkataan dan perbuatan.
IV. Pada tahun 1978 :
Dilaksanakan
Munas Gerakan Pramuka Di Manado ( Sulut ) dengan mengeluarkan
memorandum tentang perumusan (ulang ) Dasa Darma. Selanjutnya
diterbitkan SK Kwartir Nasional Nomor. 036 / KN/ 79. Dasa Darma tersebut
berisikan,
Dasa Darma
Pramuka Itu :
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
V. Pada tahun 2012 :
Sesuai
dengan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ( ART SK Kwarnas No. 203
tahun 2009), bahwa dasadarma yang berlaku saat ini memiliki isi teks
yang mirip sama seperti tesebut di atas , hanya saja pada ART hasil
Munaslub tahun 2012 telah menghilangkan kata ” Pramuka itu : “ .
Selanjutnya
Kode kehormatan Dasadarma tersebut digunakan untuk golongan Penggalang,
Pramuka Penegak, Pramuka Pandega, dan anggota dewasa.
Berikut isi Dasadarma berdasarkan hasil Munaslub tahun 2012,
Dasadarma
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Kupas tentang SKK dan TKK Pramuka
Kupas tentang SKK dan TKK Pramuka |
Sistem Tanda Kecakapan Pramuka merupakan salah satu penerapan sistem dari metode pendidikan kepramukaan yang bertujuan untuk memberikan
pendidikan watak kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang
menarik, menyenangkan dan menantang yang disesuaikan dengan kondisi,
situasi, dan kegiatan peserta didik. Metode pendidikan kepramukaan ini
menjadi metode ciri khas pendidikan dalam Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka menggunakan Sistem Tanda Kecakapan Pramuka yang meliputi :
1) Syarat Kecakapan Umum
2) Syarat Kecakapan Khusus
3) Syarat Pramuka Garuda
SKU,
SKK, dan SPG merupakan alat/materi kegiatan pokok dalam proses
pendidikan kepramukaan, yang dilaksanakan oleh peserta didik dalam upaya
untuk meningkatkan mutu pengetahuan, keterampilan dan adanya perubahan
sikap laku peserta didik yang lebih baik.
Selanjutnya dalam rubrik ini akan membahas tentang SKK ( Syarat Kecakapan Khusus dan TKK ( Tanda Kecakapan Khusus ).
Syarat
Kecapakap Khusus ( SKK ) adalah syarat yang wajib dipenuhi oleh seorang
pramuka untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus ( TKK ). Sedangkan
Tanda Kecakapan Khusus ( TKK ) adalah suatu tanda yang menunjukan
,kecakapan, kepandaian, kemahiran, ketangkasan, dan ketrampilan seorang anggota Pramuka dibidang tertentu.
Perlu dipahami bahwa di dalam Gerakan Pramuka :
Penyelenggaraan SKK maupun Tanda gambar untuk TKK diatur berdasarkan Surat Keputusan yang dikeluarkan Kwartir Nasional yakni :
1. SK Kwarnas Nomor 132 Tahun 1979
2. SK Kwarnas Nomor 016 Tahun 1980
3. SK Kwarnas Nomor 030 Tahun 1981
4. SK Kwarnas pada Seluruh Satuan Karya ( Saka )
SKK terbagi menjadi 5 Bidang dengan 5 warna dasar:
1. Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi dan Watak
2. Bidang Patriotisme dan Seni Budaya.
3. Bidang Ketangkasan dan Kesehatan.
4. Bidang Ketrampilan dan Teknik Pembangunan.
5. Bidang Sosial, Perikemanusiaan, Gotong-royong, Ketertiban Masyarakat, Perdamaian Dunia dan Lingkungan Hidup.
Berikut 5 bidang dengan warna dasar dan gambar Tanda Kecakapan Khusus:
SKK terbagi menjadi 3 tingkatan :
1. Golongan Siaga : satu Tingkat.
2. Golongan Penggalang : Madya, Purwa dan Utama.
3. Golongan Penegak/ Pandega: Madya, Purwa dan Utama.
Untuk
penggalang, penegak dan pandega diharuskan menyelesaikan dahulu pada
kecakapan SKK yang terendah yakni tingkat Madya sebelum ke tingkat
berikutnya. SKK Madya, Purwa dan Utama memiliki instrument persyaratan
yang berbeda dan semakin berbobot sesuai tingkatannya.
Bentuk Bingkai dan ukuran TKK adalah sebagai berikut :
Penggunaan dan pemasangan Tanda Kecakapan Khusus ( TKK ).
1. Peserta didik yang telah berhasil menyelesaikan SKK mendapatkan tanda kecakapan ( TKK ).
2. Apabila peserta didik telah menyelesaikan SKK tingkat purwa maka TKK tingkat madya yang disematkan terdahulu (Bentuk bingkai Lingkaran ) diganti dengan TKK tingkat purwa ( bentuk bingkai persegi empat ),
demikian pula apabila telah mencapai SKK tingkat Utama, TKK tingkat
purwa akan digantikan dengan TKK yang tingkat Utama. Kesemuanya masih
dalam satu macam SKK ( Syarat Kecakapan Umum ). Dengan demikian TKK yang dipergunakan adalah TKK yang memiliki tingkat tertinggi.
Contoh
misal seorang Pramuka Penggalang telah menyelesaikan SKK berkemah
dimulai dari awal tingkat Purwa – Madya dan ke Utama maka perubahan
bentuk bingkai TKK seperti dibawah ini :
Pemasangan tanda gambar atau TKK :
TKK dipasang pada lengan kanan pakaian seragam pramuka, dengan cara penempatan gambar TKK, yaitu :
1. Melintang, dua jari dibawah lambang Kwartir Daerah/diatas jahitan bawah lengan, atau
2. Melingkari
lambang Kwartir Daerah pada posisi kanan, kiri atau bawah lambang
daerah dan diatur sedemikian rupa/ simetris agar nampak rapi. Jumlah
maksimal yang dipasang pada lengan baju adalah 5 macam TKK.
Berikut pemasangan pada lengan kanan pada pakaian seragam pramuka.
3. Peserta didik yang telah memiliki lebih dari 5 macam TKK maka selebihnya dapat menggunakan/ dipasang pada Tetampan/ selempang.
4. Penggunaan Tetampan/ Selempang.
Tetampan/
selempang merupakan alat kelengkapan seragam pramuka yang dipergunakan
untuk memasang TKK. Tetampan/ Selempang terbuat dari kain yang berwarna
dasar coklat tua, memiliki lebar 10 cm dan panjang menyesuaikan
pengguna.( tinggi badan ) serta pada kedua pinggir kain diberi pita
zig-zag dengan warna :
Siaga : Berwarna hijau.
Penggalang : Berwarna merah
Penegak/ Pandega : Berwarna Kuning.
Berikut contoh Tetampan/ selempang untuk masing-masing golongan :
5. Tetampan/
selempang, dikenakan pada seragam pramuka menyilang pada bahu lengan
kanan atas ke kiri bawah dan dapat dipakai pada acara khusus/ tertentu
misal pada Upacara besar, Upacara pelantikan dll., sedangkan pada
kegiatan yang bersifat rutin tidak perlu dikenakan.
Untuk
tata cara menguji kecakapan peserta didik dalam menyelesaikan SKK
telah diatur tersendiri dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional : Nomor
: 273 Tahun 1993 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Cara Menilai
Kecakapan Pramuka.
Tentang Pemakaian TKK silahkan klik disini
Penulis : oleh Kak Gunawan Surendro
User Comments |
Comment by gamer_cute@yahoo.co.id on 2011-10-10 06:13:45 klo boleh nanya, di SK yg mana ya yg menerangkan soal pemasangan tanda kecakapan khusus pada slempang dari kanan ke kiri? biar teteg gitu |
Comment by scoutmaster on 2011-11-13 11:13:59 TKK adalah tanda kecakapan khusus bagi anggota pramuka, yang menjadi pertanyaan adalah pedoman materi kecakapan tersebut yang belum ada, sehingga banyak dari pembina hanya sekedar memberi tanda tersebut kepada pesdiknya tanpa melaksanakan pengujian atau bahkan melatih pencapaian SKK tersebut, bahkan banyak pembina dan pelatih tidak tau tentang nama2 TKK tersebut, jangankan teknis SKK nama TKK itu aja banyak yang tidak tau. hal ini sangat merugikan bagi para pesdik itu sendiri, bahkan banyak pula salah pemasangan TKK yang seharusnya dipasang pada lengan baju sebelah kanan eh malah dipasang di sebelah kiri. saran kepada kwarnas untuk meninjau kembali tentang PP SKK dan TKK terutama kewenangan pengujian lebih baik di limpahkan ke kwartir ranting atau cabang, agar kualitas pramuka semakin dapat dipercaya...Salam Pramuka |
Comment by ahmad romi on 2012-03-16 22:37:34 terima kasih ka, artikel/ sumber ini sangat membantu bagi kami para pendidik di lapangan, terlebih andik2 di SDN Sukra I dan SMPN 1 Patrol serta anak2 pandega SMKN 1 Kandanghaur, Bravo smua by kang amin. |
Comment by ulya on 2012-11-24 22:22:45 trimakasih....teruslah berkarya demi kemajuan pramuka Indonesia...salam hangat dari SMP N 1 gringsing Batang... |
Comment by Usman on 2012-11-25 21:26:27 Kami minta panduan rangkaian upacara siaga, penggalang dan penegak yang paling lengkap |
Comment by langgengsefti@ymail.com on 2012-12-30 15:09:53 Bagaimana cara penyelesaian SKK utk pesdik. Apakah disesuaikan dgn bakat atau minat atau harus diselesaikan dulu TKK wajibnya setelah itu baru yg lain??? Mohon penjelasannya, dan trims sebelumnya |
mengenang robert baden powell
Robert Baden-Powell memulai gerakan Kepanduan, 105 tahun yang lalu.
Tahun
1896, Baden-Powell ditugaskan ke daerah Matabeleland di Rhodesia
Selatan (sekarang dikenal dengan nama Zimbabwe) sebagai Chief of Staff
di bawah Jenderal Frederick Carrington selama Perang Matabele Kedua, dan
disanalah pertama kalinya ia bertemu dengan orang yang nanti menjadi
sahabat karibnya, Frederick Russell Burnham, tentara kelahiran Amerika
Serikat yang menjabat sebagai kepala pasukan pengintai Inggris.
Keberadaannya di sana akan menjadi pengalaman yang sangat penting, bukan
hanya karena Baden-Powell berkesempatan memimpin misi sulit di wilayah
musuh, tetapi saat-saat itulah Ia banyak mendapat inspirasi untuk
membuat sistem pendidikan kepanduan. Ia bergabung dengan tim pengintai
(mata-mata) di Lembah Matobo. Burnham mulai mengajari woodcraft kepada
Baden-Powell, keahlian yang juga memberikan inspirasi untuk menyusun
program/ kurikulum dan kode kehormatan kepanduan. Woodcraft adalah
keahlian yang banyak dikenal dan dikuasai di Amerika, tetapi tidak
dikenal di Inggris. Keahlian itulah cikal bakal dari apa yang kiri
sering disebut Ketrampilan Kepramukaan.
Keduanya
menyadari bahwa kondisi alam dan peperangan di Afrika jauh berbeda
dengan di Inggris. Maka mereka merencanakan program pelatihan bagi
pasukan tentara Inggris agar mampu beradaptasi. Program pelatihan itu
diberikan pada anak-anak muda, isinya penuh dengan materi-materi tentang
eksplorasi, trekking, kemping dan meningkatkan kepercayaan diri.
Saat
itu juga merupakan kali pertama bagi Baden Powell mengenakan topi
khasnya (Burnham mirip topi koboi) sebagai pengenal dan hingga kini
masih digunakan oleh anggota kepanduan di seluruh dunia. Selain itu,
Baden-Powell juga menerima sangkakala (terompet) kudu, peralatan dalam
Perang Ndebele. Terompet itu nantinya ditiup setiap pagi untuk
membengunkn para peserta Perkemahan Kepanduan pertama di Kepulauan Brown
sea.
Tiga
tahun kemudian, di Afrika Selatan selama Perang Boer II. Baden-Powell
ditempatkan di kota kecil bernama Mafeking dengan jumlah pasukan Boer
yang jauh lebih banyak dari pada di tempat sebelumnya. The Mafeking
Cadet Corps adalah sekelompok anak muda yang bertugas membawakan pesan
untuk pasukan lain. Meskipun mereka tidak berpengalaman dalam menghadapi
musuh, mereka berhasil melawan musuh mempertahankan kota (1899–1900),
dan kejadian inilah yang juga menjadi salah satu faktor yang mengilhami
Baden-Powell dalam membuat materi kepanduan. Setiap orang dalam pasukan
itu menerima bedge penghargaan berbentuk jarum kompas yang
dikombinasikan dengan ujung anak panah. Bedge ini bentuknya mirip dengan
fleur de lis, logo yang hingga kini digunakan sebagai logo organisasi
kepanduan di banyak negara di dunia.
Di
Inggris Raya, orang-orang membaca berita prestasi Baden-Powell dalam
memimpin Pasukan Mafeking sehingga di negara asalnya itu, ia menjadi
“Pahlawan Nasional”. Hal ini memberikan keuntungan, karena buku kecil
yang ditulisnya “Aids to Scouting” menjadi terjual laris.
Sekembalinya
ke Inggris, Ia melihat bukunya telah populer dan banyak digunakan para
guru untuk mendidik muridnya, dan juga para pemuda yang aktif dalam
organisasi. Karena itulah, Ia diminta untuk menulis ulang bukunya
tersebut agar mudah dipahami oleh anak muda, terutama untuk anggota
Boys’ Brigade, sebuah orgaisasi kepemudaan yang besar dan bernuansa
militer. Baden-Powell mulai berpikir kemungkinan hal ini bisa berkembang
jauh lebih besar. Ia mulai mempelajari materi lain yang bsa menjadi
bahan pelajaran dalam kepanduan.
Juli
1906, Ernest Thompson Seton mengirimi Baden-Powell salinan bukunya yang
berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, adalah
orang Kanada yang lahir di Inggris dan tinggal di Amerika Serikat. Ia
bertemu dengan aden-Powell bulan Oktober 1906, dan mereka saling berbagi
ide tentang program pelatihan bagi pemuda. Tahun 1907, Baden-Powell
menulis draft buku berjudul Boy Patrols. Pada tahun yang sama, untuk
menguji idenya, Ia mengumpulkan 21 pemuda dengan latar belakan
bermacam-macam (yang diundang dari beberapa sekolah khusus laki-laki di
London, yakni Poole, Parkstone, Hamworthy, Bournemouth, dan Winton Boys’
Brigade units) dan mengadakan perkemahan selama seminggu di Brownsea
Island, Poole Harbour, Dorset, Inggris. Metode yang diterapkan dalam
perkemahan itu adalah memberikan kesempatan pada para pemuda tersebut
untuk mengatur kelompok mereka sendiri dengan membentuk kelompok kecil
dan memilih salah satu anggota kelompok sebagai pemimpin.
Brownsea, 1908
Musim
panas 1907, Baden-Powell melakukan promo dan bedah buku barunya,
“Scouting for Boys”. Ia tidak sekedar menulis ulang buku “Aids to
Scouting” yang lebih banyak materi kemiliterannya. DI buku yang baru
itu, aspek kemiliterannya diperkecil dan digantikan dengan teknik-tekni
non-militer (terutama survival) seperti pioneering dan penjelajahan. Ia
juga memasukka perinsip edukasi yang inovatif, disebut Scout method
(metode kepramukaan). Ia juga berkreasi dengan membuat game-game menarik
sebagai sarana pendidikan mental.
Scouting
for Boys awalnya diperkenalkan di Inggris pada Januari 1908 dalam 6
jilid. Pada tahun yang sama, buku tersebut dicetak dalam bentuk satu
buku utuh. Sampai saat ini, buku tersebut di peringkat ke empat dalam
daftar buku bestseller dunia sepanjang masa.
Mulanya,
Baden-Powell diminta menjadi “pembina” organisasi The Boys’ Brigade,
yang didirikan William A. Smith. Kemudian, karena popularitasnya semakin
meningkat serta tulisannya tentang petualangan-petualangan di alam
terbuka, banyak pemuda yang mulai membentuk kelompok kepanduan dan
Baden-Powell “kebanjiran order” untuk menjadi pembina kelompok-kelompok
itu. Mulai saat itulah Gerakan Kepanduan (Scout Movement) mulai
berkembang dengan pesat.
golongan usia anggota pramuka
Penggolongan Usia di Gerakan Pramuka
Kedudukan dan keanggotaan di Gerakan Pramuka berdasarkan Usia :
Peserta didik, Anggota Muda dan Dewasa Muda.
1. Pramuka Siaga : 7 – 10 Tahun
2. Pramuka Pengalang : 11 - 15 Tahun
3. Pramuka Penegak : 16 – 20 Tahun
4. Pramuka Pandega : 21 - 25 Tahun
Anggota Dewasa, Pembina dan Pembantu Pembina :
Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka diatur sebagai berikut:
a. Pembina Siaga sekurang-kurangnya berusia 21 tahun,
Pembantu Pembina Siaga sekurang-kurangnya berusia 17 tahun.
b. Pembina Penggalang sekurang-kurangnya berusia 21 tahun,
Pembantu Pembina Penggalang sekurang-kurangnya berusia 20 tahun.
c. Pembina Penegak sekurang-kurangnya berusia 25 tahun,
Pembantu Pembina Penegak sekurang-kurangnya berusia 23 tahun.
d. Pembina Pandega sekurang-kurangnya berusia 28 tahun,
Pembantu Pembina Pandega sekurang-kurangnya 26 tahun.
e.
Andalan dan Anggota Majelis Pembimbing sekurang-kurangnya berusia 26
tahun, kecuali Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja Pramuka yang ex-officio
menjadi anggota kwartir/andalan.
manfaat tunas kelapa
Kelapa, Pohon serba Guna |
Pohon
kelapa yang disebut juga dengan pohon nyiur biasanya tumbuh pada daerah
atau kawasan tepi pantai. Sangat banyak manfaat yang dapat kita peroleh
dari pohon kelapa. Mulai dari batang, daun dan buahnya, semua dapat
dimanfaatkan. Mungkin karena manfaatnya sangat banyak, pohon kelapa
dijadikan logo "Praja Muda Karana" (Pramuka) di Indonesia. Dalam
klasifikasi tumbuhan, pohon kelapa termasuk dalam genus : cocos dan
species : nucifera. Nah, sekarang mari kita bahas satu persatu bagian
dan manfaat dari pohon kelapa.
Bagian-bagian Kelapa
Buah kelapa
Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging (testa), daging buah, air kelapa dan lembaga.
Kulit luar
Kulit
luar merupakan lapisan tipis (0,14 mm) yang mempunyai permukaan licin
dengan warna bervariasi dari hijau, kuning sampai jingga, tergantung
kepada kematangan buah. Jika tidak ada goresan dan robek, kulit luar
kedap air.
Sabut kelapa.
Sabut
kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35 %
dari berat keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus
yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Serat adalah bagian
yang berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram
(75 % dari sabut), dan gabus 175 gram (25 % dari sabut).
Tempurung
Tempurung
merupakan lapisan keras yang terdiri dari lignin, selulosa, metoksil
dan berbagai mineral. Kandungan bahan-bahan tersebut beragam sesuai
dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras disebabkan oleh silikat
(SiO2) yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Berat tempurung
sekitar 15~19 % dari berat keseluruhan buah kelapa.
Kulit daging buah.
Kulit daging buah adalah lapisan tipis coklat pada bagian terluar daging buah.
Daging buah.
Daging
buah merupakan lapisan tebal (8~15 mm) berwarna putih. Bagian ini
mengandung berbagai zat gizi. Kandungan zat gizi tersebut beragam sesuai
dengan tingkat kematangan buah. Daging buah tua merupakan bahan sumber
minyak nabati (kandungan minyak 35 %). Pada tabel 2 dapat dilihat
komposisi zat gizi daging buah kelapa.
Air kelapa.
Air
kelapa mengandung sedikit karbohidrat, protein, lemak dan beberapa
mineral. Kandungan zat gizi ini tergantung kepada umur buah. Air kelapa
dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba, misalnya Acetobacter
xylinum untuk produksi nata de coco.
Manfaat Pohon Kelapa
Ada beberapa komoditi yang dapat diperoleh dari pohon kelapa, yaitu batang, daun, nira dan bagian-bagian.
Batang
Batang
kelapa tua dapat dijadikan bahan bangunan, mebel, jembatan darurat,
kerangka perahu dan kayu bakar. Batang yang benar-benar tua dan kering
sangat tahan terhadap sengatan rayap. Kayu dari pohon kelapa yang
dijadikan mebel dapat diserut sampai permukaannya licin dengan tekstur
yang menarik
Daun
Daun
kelapa sering digunakan untuk hiasan atau janur, sarang ketupat dan
juga atap rumah. Tulang daun atau lidi dijadikan barang anyaman, sapu
lidi dan tusuk daging (sate).
Nira
Nira
adalah cairan yang diperoleh dari tumbuhan yang mengandung gula pada
konsentrasi 7,5 sampai 20,0 %. Nira kelapa diperoleh dengan memotong
bunga betina yang belum matang, dari ujung bekas potongan akan menetes
cairan nira yang mengandung gula. Nira dapat dipanaskan untuk menguapkan
airnya sehingga konsentrasi gula meningkat dankental. Bila didinginkan,
cairan ini akan mengeras yang disebut gula kelapa. Nira juga dapat
dikemas sebagai minuman ringan.
Buah
Banyak
dari bagian buah merupakan bahan yang bermanfaat. Sabut kelapa yang
telah dibuang gabusnya merupakan serat alami yang berharga mahal untuk
pelapis jok dan kursi, serta untuk pembuatan tali
Tempurung kelapa
Tempurung
kelapa dapat dibakar langsung sebagai kayu bakar, atau diolah menjadi
arang. Arang batok kelapa dapat digunakan sebagai kayu bakar biasa atau
diolah menjadi arang aktif yang diperlukan oleh berbagai industri
pengolahan.
Daging kelapa
Daging
kelapa merupakan bagian yang paling penting dari komoditi asal pohon
kelapa. Daging kelapa yang cukup tua, diolah menjadi kelapa parut,
santan, kopra, dan minyak goreng. Sedang daging kelapa muda dapat
dijadikan campuran minuman cocktail dan dijadikan selai.
Air kelapa
Air kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kecap dan sebagai media pada fermentasi nata de coco.
tata cara pemakaian TKK
Tata Cara dan Pemakaian TKK |
Tanda
Gambar Kecakapan Khusus pernah diatur dalam Surat Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 134/Kn/76 Tahun 1976 Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Kecakapan Khusus, selanjutnya adanya SK Kwarnas no : 132
tahun 1979 diterbitkan untuk penyempurnaan tentang syarat dan gambar
TKK sebelumnya. Namun demikian pada surat Keputusan kwarnas tahun 1974
itu, telah mengatur tata cara pemakaian TKK (Tanda Kecakapan Khusus).
Serta cara penggunaan tetampan apabila dalam penempatan TKK pada lengan
bahu kanan telah melebihi ketentuan (5 tanda gambar TKK) serta adanya
tata cara pemaiaian tetampan yang kedua dan ukuran tetampan untuk tiap
golongan Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega.
Berikut ini penjelasan tentang hal tersebut :
a. TKK pada pakaian seragam Pramuka dikenakan pada lengan baju sebelah kanan.
b. TKK yang dikenakan pada baju sebelah kanan tersebut di atas sebanyak-banyaknya lima buah, sedang selebihnya ditempatkan pada tetampan, yang diselempangkan di badan, melalui bahu sebelah kanan, menyilang dada dan punggung menuju pinggang sebelah kiri.
c. Ketentuan mengenai tetampan TKK adalah sebagai berikut:
1. Lebar:
a. Untuk Pramuka Siaga 8 cm,
b. Untuk Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega 10cm.
2. Panjang:
Disesuaikan dengan tinggi badan Pramuka yang memakainya.
3. Warna:
Coklat
tua, ditambah dengan hiasan tepi selebar 1 cm, yang dibuat dengan sulam
“silang seperti pada kain flanel” atau dengan penempelan pita (zig zag
band) sepanjang kedua sisi tetampan, dengan jarak 0,5 cm dari tepi
selempang itu.
4. Warna hiasan: (warna zigzag/sulaman flanel)
1. Untuk Pramuka Siaga: hijau.
2. untuk Pramuka Penggalang: merah.
3. Untuk Pramuka Penegak/Pandega: kuning
d. Pada
tetampan tidak dibenarkan ditempatkan tanda gambar, atau lencana dan
tulisan apapun, selain TKK. yang ditetapkan oleh Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka.
e. TKK
yang dikenakan pada tetampan, ditempatkan pada bagian tetampan yang ada
di muka dada, disusun dari atas ke bawah, dimulai dari bagian terdekat
dengan baju sebelah kanan.
f. Apabila
TKK yang dicapai oleh seorang Pramuka jumlahnya banyak, sehingga tidak
termuat pada bagian tetampan yang ada di muka dada, maka TKK selebihnya
ditempatkan pada bagian tetampan yang ada pada bagian punggung, dengan
urutan dari atas ke bawah, dimulai dari bagian yang terdekat dengan
bahu.
g. Apabila tetampan dengan penempatan TKK seperti tersebut pada point e. dan point f. di atas ternyata tidak dapat memuat semua TKK yang diperoleh seorang Pramuka, maka dapat dibenarkan penggunaan tetampan kedua, yang memenuhi ketentuan pada poin c dan point d
yang diselempangkan di badan, melalui bahu sebelah kiri, menyilang dada
dan punggung menuju pinggang sebelah kanan. Pada Persimpangan antara
tetampan pertama dan tetampan kedua, letak tetampan kedua adalah di
bagian bawah tertindih oleh tetampan pertama.
h. Tetampan
hanya dibenarkan dipakai pada upacara kepramukaan. Pada waktu latihan
atau bekerja yang memerlukan keleluasaan bergerak, maka tetampan TKK.
hendaknya ditanggalkan.
pengertian keanggotaan dalam pramuka
Sesuai dengan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka no. 203 tahun 2009, telah diatur
tentang pengertian keanggotaan yang dimaksud adalah anggota dalam
Gerakan Pramuka.
Anggota
Gerakan Pramuka adalah perseorangan warga negara Indonesia yang secara
sukarela dan aktif mendaftarkan diri sebagai Anggota Gerakan Pramuka,
telah mengikuti program perkenalan kepramukaan serta telah dilantik
sebagai anggota.
Anggota Gerakan Pramuka terdiri atas:
a. Anggota Biasa
Anggota Biasa Gerakan Pramuka terdiri atas:
1 1. Anggota muda : Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega
2 2. Anggota dewasa : anggota biasa yang berusia di atas 25 tahun.
Anggota dewasa terdiri atas:
a. Anggota Dewasa biasa : anggota dewasa yang masih aktif sebagai fungsionaris dalam
organisasi, yaitu: Pembina, Pelatih, Pembina Profesional, Pamong Saka,
Instruktur Saka, Andalan dan pembantu andalan, Mabi, Staf/ Karyawan
Kwartir.
b. Anggota Mitra : anggota dewasa yang tidak aktif sebagai fungsionaris dalam organisasi
b. Anggota Luar Biasa
adalah warga Negara asing yang menetap untuk sementara Waktu di Indonesia yang bergabung dan aktif dalam kegiatan kepramukaan.
c. Anggota Kehormatan
Adalah perorangan yang berjasa luar biasa terhadap Gerakan Pramuka dan kepramukaan.
Berikut Skema keangggotaan dalam Gerakan Pramuka :
bapak pramuka indonesia
Sri Sultan HB. IX, Sang Bangsawan yang Demokratis
Sri
Sultan Hamengkubuwono IX ( Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12 April
1912-Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988 ) adalah seorang Raja Kasultanan
Yogyakartadan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau juga Wakil
Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978. Beliau kita kenal
sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Biografi
Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912, Hamengkubuwono IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda, disinilah beliau sering mendapat panggilan “SultanHenkie”.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan contoh bangsawan yang demokratis. Pemerintahan Kesultanan Yogyakarta mengalami banyak perubahan di bawah pimpinannya. Pendidikan Barat yang dijalaninya sejak usia 4 tahun membuat HB IX menemukan banyak alternatif budaya untuk menyelenggarakan Keraton Yogyakarta di kemudian hari. Berbagai tradisi keraton yang kurang menguntungkan dihapusnya dan dengan alternatif budaya baru HB IX menghapusnya.
Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912, Hamengkubuwono IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda, disinilah beliau sering mendapat panggilan “SultanHenkie”.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan contoh bangsawan yang demokratis. Pemerintahan Kesultanan Yogyakarta mengalami banyak perubahan di bawah pimpinannya. Pendidikan Barat yang dijalaninya sejak usia 4 tahun membuat HB IX menemukan banyak alternatif budaya untuk menyelenggarakan Keraton Yogyakarta di kemudian hari. Berbagai tradisi keraton yang kurang menguntungkan dihapusnya dan dengan alternatif budaya baru HB IX menghapusnya.
Meski
begitu bukan berarti ia menghilangkan substansi sendiri sejauh itu
perlu dipertahankan. Bahkan wawasan budayanya yang luas mempu menemukan
terobosan baru untuk memulihkan kejayaan kerajaan Yogyakarta. Bila dalam
masa kejayaan Mataram pernah berhasil mengembangkan konsep politik
keagungbinataraan yaitu bahwa kekuasaan raja adalah agung binathara bahu
dhenda nyakrawati, berbudi bawa leksana ambeg adil para marta (besar
laksana kekuasaan dewa, pemeliharaan hukum dan penguasa dunia, meluap
budi luhur mulianya, dan bersikap adil terhadap sesama), maka HB IX
dengan wawasan barunya menunjukkan bahwa raja bukan lagi gung binathara,
melainkan demokratis. Raja berprinsip kedaulatan rakyat tetapi tetap
berbudi bawa laksana.
Menentang penjajahan dan mendorong kemerdekaan Indonesia.
Wawasan
kebangsaan HB IX juga terlihat dari sikap tegasnya yang mendukung
Republik Indonesia dengan sangat konsekuen. Segera setelah Proklamasi RI
ia mengirimkan amanat kepada Presiden RI yang menyatakan keinginan
kerajaan Yogyakarta untuk mendukung pemerintahan RI. Ketika Jakarta
sebagai ibukota RI mengalami situasi gawat, HB IX tidak keberatan
ibukota RI dipindahkan ke Yogyakarta. Begitu juga ketika ibukota RI
diduduki musuh, ia bukan saja tidak mau menerima bujukan Belanda untuk
berpihak pada mereka, namun juga mengambil inisatif yang sebenarnya
dapat membahayakan dirinya, termasuk mengijinkan para gerilyawan
bersembunyi di kompleks keraton pada serangan oemoem 1 Maret 1949.
Jelaslah bahwa ia seorang raja yang republiken. Setelah bergabung dengan
RI, HB IX terjun dalam dunia politik nasional.
Sejak
1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang
dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah
ialah Menteri Utama di bidang Ekuin.Berikut jabatan yang pernah di
embannya :
a. Kepala dan Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta (1945)
b. Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III (2 Oktober 1946 - 27 Juni 1947)
c. Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II (3 Juli 1947 - 11 November 1947 dan 11 November 1947 - 28 Januari 1948)
d. Menteri Negara pada Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 - 4 Agustus 1949)
e. Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 - 20 Desember 1949)
f. Menteri Pertahanan pada masa RIS (20 Desember 1949 - 6 September 1950)
g. Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Natsir (6 September 1950 - 27 April 1951)
h. Ketua Dewan Kurator Universitas Gajah Mada Yogyakarta (1951)
i. Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956)
j. Ketua
Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far East) dan
Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif Colombo Plan (1957)
k. Ketua Federasi ASEAN Games (1958)
l. Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (5 Juli 1959)
m. Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata (1963)
n. Menteri Koordinator Pembangunan (21 Februari 1966)
o. Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 (Maret 1966)
p. Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1968)
q. Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI (1968)
r. Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel Association (PATA) di California, Amerika Serikat (1968)
s. Wakil Presiden Indonesia (25 Maret 1973 - 23 Maret 1978)
Bapak Pramuka Indonesia.
Semangat
menyatukan berbagai organisasi kepanduan yang tumbuh di Indonesia
setelah proklamasi kemerdekaan terus berkobar. Hal itu membuat Presiden
Soekarno lantas berkoordinasi dengan Pandu Agung, Sri Sultan Hamengku
Buwono IX.
Pada 20 Mei 1961 terbitlah Keppres No 238 / 1961, yang melebur
seluruh organisasi kepanduan pada satu wadah yaitu Gerakan Pramuka.
Gerakan Pramuka diperkenalkan pada tanggal 14 Agustus 1961, dengan
penyerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri
Sultan HB IX, yang selanjutnya diperingati sebagai Hari Pramuka.
Gerakan
Pramuka memang lahir dari berbagai organisasi kepanduan yang tersebar
di Tanah Air. Dalam masa peralihan itu peran Sri Sultan Hamengku Buwono
IX sangat besar hingga Sri Sultan Hamengku Buwono IX dipercaya
mendampingi perjalanan kepengurusan Gerakan Pramuka di tingkat nasional,
yaitu sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka selama 4 periode
untuk masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974.
Kiprah
Sri Sultan Hamengku Buwono dalam pembinaan Gerakan Pramuka tidak hanya
di dalam negeri. Konsep-konsep pemikiran beliau tentang kepanduan atau
Gerakan Pramuka mendapat sambutan yang luar biasa. Salah satunya pidato
Sri Sultan Hamengku Buwono IX di Konferensi Kepramukaan Se dunia tahun
1971, mendapat sambutan yang luas. Ketika itu, Sultan mengajak
organisasi kepanduan terlibat dalam pembangunan masyarakat. Alhasil,
pidato itu menjadi arah baru pembinaan kepanduan di seluruh dunia.
Atas
jasa-jasanya yang luar biasa bagi kepramukaan internasional, Sri Sultan
dianugerahi Bronze Wolf Award pada tahun 1974, penghargaan tertinggi
World Organization of the Scout Movement. Sri Sultan merupakan
warganegara Indonensia yang pertama yang memperoleh penghargaan itu.
Sebelumnya tahun 1973, beliau mendapat penghargaan dari Boy Scouts of
America berupa Silver World Award.
Di
dalam negeri, melalui Surat Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan
Pramuka Tahun 1988 di Dili, Timor Timur nomor 10/MUNAS/88 tentang Bapak
Pramuka, mengukuhkan almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai
Bapak Pramuka. Gerakan Pramuka juga memberi penghargaan tertinggi kepada
Sri Sultan Hamengku Buwono IX berupa Lencana Tunas kencana. Penghargaan
tersebut juga diterima oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia, almarhum
H.M. Soeharto.
Sebagai Wakil Presiden.
Pada
tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa
jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai
wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang
mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai
Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut
pada KKN. Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George
Washington University Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di
pemakaman para sultan Mataram di Imogiri.
Langganan:
Postingan (Atom)